Setelah sebelumnya menyandang status sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU), kini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah berganti status menjadi PTN Berbadan Hukum (PTN-BH).
Perubahan status ini secara resmi ditetapkan melalui Kick Off ITS PTN-BH yang dilakukan di Graha Sepuluh Nopember ITS, Rabu (8/3/2017).
Kick Off ditandai dengan penekanan tombol bersama oleh Prof Ainun Naim PhD MBA Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang mewakili Menristekdikti, Dikti Dr Ir Patdono Suwignjo MEng Sc Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Iptek, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD Ketua Senat Akademik ITS, Prof Dr Mohammad Nuh DEA Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS dan Dr Dwi Soetjipto Ketua Umum IKA ITS.
Meskipun baru menyandang status PTN-BH, Joni memiliki target agar kampus perjuangan ini nantinya bisa menjadi panutan PTN se-Indonesia. Pria nomor satu di ITS itu menyatakan, saat ini ia sedang berfokus pada karya yang dihasilkan oleh ITS agar dapat menghasilkan keuntungan.
"Hal komersial ini memang menjadi target kita. Karena kita perlu mencari pendapatan agar dapat terus berkarya," ujar Joni.
Selain itu, Joni mengaku memiliki target publikasi akreditasi internasional hingga 1.000. Meningkat 300 dari hasil publikasi sebelumnya yang masih mencapai 700.
Ada beberapa bidang yang mencakup publikasi tersebut, di antaranya kemaritiman, energi, pemukiman dan lingkungan, informasi komunikasi dan teknologi, serta nano teknologi.
"Harapannya agar ITS bisa menjadi nomor satu di Indonesia, dan melakukan yang terbaik untuk Indonesia. Saya ingin ITS bisa menjadi panutan di Indonesia," kata Joni.
Sementara itu, Priyo Suprobo yang biasa disapa Probo menjelaskan, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan setelah satu tahun lamanya ITS mengalami transisi dari PTN-BLU menjadi PTN-BH. Yaitu budaya kerja, menurutnya, budaya kerja PTN-BH tentu berbeda dengan budaya kerja PTN-BLU.
"Hal ini sangat perlu diperhatikan, karena budaya kerja dapat memengaruhi kegiatan manajemen. Dan harapannya, agar kegiatan manajemen kedepannya menjadi lebih baik lagi," kata Priyo.
Selain itu, tambahnya, rencana rektor juga perlu diperhatikan. Mulai dari kebermanfaatan ITS untuk menyelesaikan masalah di Indonesia hingga kegiatan internasionalisasi yang digencarkan.
"Dua hal ini tidak kalah penting untuk mendapat perhatian khusus. Menurut saya, intropeksi juga perlu terus dilakukan agar dapat mencapai dua nilai tersebut," kata mantan Rektor ITS periode 2011 � 2015 ini bersemangat.
No comments:
Post a Comment