Surabaya - Pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur akan digelar Agustus 2013. Namun, hingga saat ini masih belum ada calon gubernur dan calon wakil gubernur (Cagub-cawagub) yang menyatakan resmi maju untuk ikut bertarung.
Namun, dari beberapa nama bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur, yang tanda-tandanya siap maju baru Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).
Bahkan, kabarnya pencalonan Pakde Karwo-Gus Ipul (KarSa) jilid II ini akan deklarasi pada 9 Februari 2013, dengan menghadirkan artis Opera Van Java (OVJ).
"Ya kita tunggu tanggalnya saja. Ulang tahun (ke 4 pasangan KarSa) tanggal 12. Kalau tanggal 9 itu Gus Ipul cari OVJ. Yang tahu tentang entertaint kan Gus Ipul," kata Soekarwo kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Jl Gubernur Suryo, Selasa (15/1/2013).
Sebelum deklarasi, Pakde Karwo dan Gus Ipul telah 'bergerilya' ke partai-partai untuk mencari dukungan. Seperti yang dilakukan Pakde Karwo mencari dukungan ke Partai Hanura, Partai Golkar. Sedangkan Gus Ipul juga bergerilya untuk mencari dukungan ke PAN dan PKS. Keduanya, juga mendapatkan respon positif dari partai tersebut.
Sayangnya, Soekarwo yang saat ini masih menjabat Gubernur Jatim enggan menjelaskan berapa partai yang sudah menyatakan bulat dukungannya untuk pasangan KarSa jilid II. "Yang sudah tuntas, ya biar dia sendiri (parpol pendukungnya) yang menyampaikan," terangnya.
Kepastian KarSa jilid II akan deklarasi pada 9 Februari sempat disampaikan petinggi PKS Jatim usai pertemuan dengan Gus Ipul beberapa waktu lalu. Namun, Soekarwo yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini mengaku secara formal menunggu deklarasi.
"Bukan PKS yang memastikan. Yang memastikan kan saya dengan Gus Ipul. Kepastian formal ya deklarasi itu," katanya yang mengaku belum mengetahui lokasi untuk deklarasi pasangan KarSa jilid II.
Sunday, 27 January 2013
Tuesday, 15 January 2013
Bemo Mogok ,Banyu Urip
Surabaya - Puluhan sopir lyn DP dan lyn BP menggelar aksi demo di Jalan Raya Banyu Urip. Para sopir melakukan aksinya dengan memarkir angkotnya di pingir jalan sehingga membuat arus lalin macet.
Kemacetan terjadi untuk arus lalin dari arah Simo menuju Kupang. Puluhan sopir tersebut menuntut agar bisa melintas sesuai dengan jalur yang dilaluinya selama ini.
Penyebabnya dengan dibangunnya box culvert di kawasan Banyu Urip membuat jalur yang dilalui kedua lyn tersebut harus melawan arah dari arah Simo Kwagean ke Jalan Banyu Urip. Aturan untuk itu sudah ada melalui rambu yang terpasang.
Namun beberapa hari ini, rambu yang memperbolehkan kedua lyn untuk melawan arus itu hilang. Kedua lyn akhirnya tidak berani melintas karena takut ditilang.
Ironisnya, ketika mereka melintas sesuai dengan arus dari Simo Kwagean ke Banyu Urip mereka mendapatkan halangan dari sopir lyn I jurusan kupang - Manukan - Benowo.
Kondisi tersebut membuat sopir kedua angkot tak bergerak. Untuk menyampaikan aspirasinya, mereka melakukan aksi mogok dan memarkir angkotnya di pinggir jalan.
"Kami tidak tahu siapa yang mencopot rambunya. Kalau kami lewat Banyu Urip, tidak diperbolehkan oleh sopir lyn I. Kalau mau ngelawan arus, tidak ada rambu-rambunya. Kami harus bagaimana," tukas Mustofa.
Macetnya arus lalin Banyu Urip membuat polisi dari Polsek Sawahan turun tangan meminta dengan membujuk agar sopir kembali bergerak.
"Ayo dirundingkan kembali, jangan seperti ini. Kasihan masyarakat lain, sampeyan juga tidak bisa bekerja," imbau Kapolsek Sawahan, Kompol Manang Soebeti.
Kemacetan terjadi untuk arus lalin dari arah Simo menuju Kupang. Puluhan sopir tersebut menuntut agar bisa melintas sesuai dengan jalur yang dilaluinya selama ini.
Penyebabnya dengan dibangunnya box culvert di kawasan Banyu Urip membuat jalur yang dilalui kedua lyn tersebut harus melawan arah dari arah Simo Kwagean ke Jalan Banyu Urip. Aturan untuk itu sudah ada melalui rambu yang terpasang.
Namun beberapa hari ini, rambu yang memperbolehkan kedua lyn untuk melawan arus itu hilang. Kedua lyn akhirnya tidak berani melintas karena takut ditilang.
Ironisnya, ketika mereka melintas sesuai dengan arus dari Simo Kwagean ke Banyu Urip mereka mendapatkan halangan dari sopir lyn I jurusan kupang - Manukan - Benowo.
Kondisi tersebut membuat sopir kedua angkot tak bergerak. Untuk menyampaikan aspirasinya, mereka melakukan aksi mogok dan memarkir angkotnya di pinggir jalan.
"Kami tidak tahu siapa yang mencopot rambunya. Kalau kami lewat Banyu Urip, tidak diperbolehkan oleh sopir lyn I. Kalau mau ngelawan arus, tidak ada rambu-rambunya. Kami harus bagaimana," tukas Mustofa.
Macetnya arus lalin Banyu Urip membuat polisi dari Polsek Sawahan turun tangan meminta dengan membujuk agar sopir kembali bergerak.
"Ayo dirundingkan kembali, jangan seperti ini. Kasihan masyarakat lain, sampeyan juga tidak bisa bekerja," imbau Kapolsek Sawahan, Kompol Manang Soebeti.
Subscribe to:
Posts (Atom)